-->

Hujan

Valentino Tapoona
0

Tak ada sebuah kata yang dapat kurangkai

untuk menyatakan isi pikiranku.

Tak ada seuntai kata yang dapat kurangkai menjadi kalimat

untuk mengungkapkan perasaan ini.

Sepi rasa dihati, hanya berteman sebuah pena dan selembar kertas

sebagai pelampias kesepian yang menyerang.

Sepintas kupandangi langit yang mendung

seakan menggambarkan suasana hati yang kian gelap

menanti dia yang akan meneranginya.

Kegelisahan kian merasuk hingga akal tak dapat berpikir

dan hati kian beku.

Langit kini berganti mendung,

hujanpun takkan lama akan membasahi pijakkanku.

Setetes demi setetes namun pasti kini mulai mengguyur.

Kini sepiku berteman tetes hujan,

yang kian menuntun hatiku semakin jauh hanyut

dalam sebuah kerinduan akan kehadirannya.

Seakan waktu berjalan sangat lambat,

karena sepanjang langkah yang telah kutapaki

aku masih belum bertemu dengannya.

Hati kian merana dikala kupandangi hujan

yang kiat deras membasahi pijakkanku.

Namun dibalik tetes hujan yang membasahi bumi,

aku tersadar akan makna hadirnya.

Setiap tetes hujan yang membasahi bumi

memberi sebuah asa dan harapan bagi kehidupan.

Seperti dia yang aku nantikan

akan memberiku makna hidup saat bisa bersamanya.

Seperti hujan yang menyirami bunga dan tumbuhan lain

hadirnya akan menyirami hatiku

dan membuatnya teduh dengan senyumannya.

Seperti air hujan yang mengalir,

dia akan membawaku pada sebuah kebahgiaan

yang kian kurindukan.

Seperti hujan yang hadir dikala musim kering,

hadirnya akan membuat hidup ini menjadi sempurna


Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)