Di alam raya ini, di taman yang tercipta,
Tumbuhlah ilusi hati, sang pengelana tak berujung.
Sejuta mimpi teranyar, menyapa di setiap waktu,
Namun hampa tak berisi, dalam ketiadaan belenggu.
Dalam senyum yang terukir, khayalan membangun dunia,
Kala mentari merona, warna-warni impian bergelora.
Namun di balik tirai illusi, realita pun bersandar,
Duka lara berbisik, mengusik ragamu perlahan.
Hati terpaut pada angan, mencari yang tak pasti,
Seperti burung terbang bebas, mencari surga tanpa batas.
Bertautan pada keyakinan, meski abu dan debu menggelayut,
Ilusi tetap berbisik, tak ingin terkubur tak bernyawa.
Terkaparlah sang ilusi, ketika harapan terjaga,
Menari sendu dalam penantian, mencari pemilik jiwa.
Namun, di sela-sela gelap, terbersit rona kebenaran,
Yang nyata menghampiri, menjelma dalam cahaya.
Hapuslah duka di relung hati, lepaskan ilusi yang terjalin,
Biarkan alam membisikkan, pesona kehidupan yang asli.
Kini jernihlah pandangan, temui jalan kebenaran,
Ketika ilusi tak lagi membutakan, hati kan terbang bebas.
Hiduplah dalam realita, ciptakan cerita yang hakiki,
Jadilah sang pengelana sejati, di alam raya yang terbuka.
Tak perlu ilusi yang menghampiri, karena hati telah terjaga,
Dalam keikhlasan dan cinta, temukan makna sejati.