Aku mencintaimu dalam senyap,
menyimpan rasa seperti embun di ujung daun,
tak berani jatuh, tak ingin hilang,
Setiap senyummu adalah cahaya,
yang diam-diam menerangi hatiku,
tapi kau tak pernah tahu,
betapa indahnya dunia saat ada kamu.
Aku ingin menyebut namamu pelan,
di antara hembusan angin yang lewat,
agar semesta tahu betapa dalam,
rasa yang kupendam tanpa kata-kata.
Setiap tatapanmu adalah puisi,
yang kutulis diam-diam dalam hati,
tapi kau tak pernah membaca,
tak pernah tahu betapa aku menanti.
Kau adalah senja yang kupuja,
indah, tapi tak bisa kugenggam,
setiap senyum yang kau cipta,
hanya bisa kusimpan.
Aku ingin berkata,
tentang rindu yang selalu ada,
tapi takut jika ucapku,
mengubah dunia kita berdua.
Aku ingin menyebut namamu,
tapi takut suara ini bergetar,
aku ingin mendekat padamu,
tapi takut kau menjauh,
jadi biarlah rasa ini tetap tersimpan,
menjadi rahasia yang hanya aku yang tahu.
Biarkan aku mencintaimu,
dalam bisik angin yang kau tak dengar,
cukup aku dan semesta yang tahu,
tentang rahasia yang tak berujar.
Mungkin kau tak akan pernah sadar,
atau bahkan tak akan peduli,
tapi aku tetap bahagia,
menyayangimu dalam rahasia.
Andai saja hatimu bisa mendengar,
detak yang selalu menyebut namamu,
mungkin aku tak perlu bersembunyi,
dalam cinta yang tak berani aku akui.
Jika suatu hari kau merasakan,
kehangatan yang tak kau pahami,
mungkin itu aku, yang mencintaimu
dalam diam, tanpa berani menyentuh mimpi.