Seperti kabut yang menggumpal, dalam khayal terhampar.
Dalam tidur malam yang sunyi, hati kita terbang tinggi,
Mengarungi lautan rindu, menggapai cinta yang bersemi.
Mimpi-mimpi membawa rindu, seperti benang merah yang mengalir,
Memperlihatkan kerinduan dalam bentuk yang kian beragam.
Mungkin wajah tercinta yang terlupakan dalam jarak,
Atau tempat yang kita rindukan di bawah tetes hujan.
Mimpi membawa rindu, sebuah pelipur lara di malam gelap,
Mengikat hati yang hampa, menambahkan getar dalam kehidupan.
Di dalam tidur, kita menemukan kembali kehangatan yang hilang,
Memeluk kenangan indah, memadamkan rasa kehilangan.
Namun, mimpi hanya sebatas dunia maya yang datang dan pergi,
Rindu tetap ada, membakar di dalam hati yang merindu.
Ketika mata terbuka, kita berdiri di dunia nyata yang keras,
Menyadari bahwa rindu harus diungkapkan dengan kata-kata.
Kemudian, kita mengubur mimpi dalam ruang bawah sadar,
Namun rindu tetap hadir, menari-nari di antara kehidupan.
Kita berjalan maju, menggenggam rindu dalam genggaman tangan,
Berharap suatu hari mimpi dan rindu bersatu dalam pelukan.
Mimpi dan rindu, dua hati yang tak terpisahkan,
Menyiratkan hasrat dan keinginan yang tak terpadamkan.
Mereka menggerakkan langkah kita dalam perjalanan ini,
Membawa kita lebih dekat dengan apa yang kita cintai dan rindukan.