Terhampar perbukitan yang menghijau mewah.
Kehijauan ladang menghiasi setiap sudut,
Sejuknya udara menyelimuti hati yang resah.
Ruteng, kau adalah permata di tengah Flores,
Dengan pesona alam yang memukau setiap pengunjung.
Pegunungan menjulang dengan gagah perkasa,
Menyambut mata yang tak pernah bosan memandang.
Dataran tinggimu terhampar luas dan lapang,
Pohon-pohon rindang menari dalam irama angin.
Matahari terbit dan tenggelam dengan lembut,
Menghadirkan keajaiban alam yang tiada tara.
Lembah-lembah hijau berpadu dengan hamparan sawah,
Sungai-sungai mengalir dengan riang gembira.
Suara burung-burung berkicau merdu,
Mengisi suasana dengan harmoni yang damai.
Ruteng, kota yang sarat dengan sejarah dan kebudayaan,
Rumah-rumah adat dengan arsitektur yang khas.
Budaya Manggarai terjaga dengan megah,
Menyimpan cerita masa lalu yang tak terlupakan.
Di malam hari, langit Ruteng berbinar-binar,
Bintang-bintang berkerlap-kerlip begitu indah.
Menyaksikan kehidupan yang penuh harapan,
Memberikan inspirasi kepada jiwa yang terpaut.
Ruteng kota seribu gereja,
Tarian caci menyapa dalam irama gendang yang menggema,
Langkah-langkah lincah dan gerakan yang gesit.
Menarik perhatian dan menyentuh hati yang memandang.
Ruteng, kau adalah puisi yang terukir indah,
Dalam setiap sudutnya memancarkan keagungan.
Aku terpesona oleh pesonamu yang tiada tara,
Kau adalah permata yang menghiasi pulau Nusa Tenggara.
Dalam hatiku, kau akan selalu bersemayam,
Kenangan indah di kota yang abadi dalam ingatan.
Ruteng, kota yang tiada pernah pudar,
Kau tetap hidup dalam puisi dan kenangan yang abadi.